Total Pageviews

Wednesday, 19 December 2012

MENGENAL 9 KECERDASAN ANAK


Kalau anak kita tidak pandai matematika atau science bukan berarti anak kita bodoh atau tidak lebih baik dari anak-anak lainnya. Berikut adalah 9 kecerdasan anak yang harus dipahami oleh Orang Tua agar memahami cara yang efektif untuk memilih metode belajar bagi anak.

KECERDASAN MUSIK
• Biasanya orang yang memiliki kecerdasan ini mudah menghafalkan lirik lagu, mengi
ngat nada, memainkan alat musik, hingga membentuk komposisi nada.
• Kenalkan pada anak berbagai jenis bunyi dari alat-alat rumah tangga. Gelas yang diisi air dengan berbagai ukuran akan menghasilkan bunyi berbeda. Biarkan anak bereksperimen dengan bunyi-bunyian itu.

KECERDASAN GERAK
• Biasanya anak dengan cepat mampu memanfaatkan motorik halusnya. Misalnya unuk mewarna, melipat, menulis, merajut, dan sebagainya. Dia juga memiliki kemampuan motorik kasar dengan baik untuk menari, berolah raga, berlari, dan lain-lain.
• Ajak anak untuk membantu memasang sprei, memasukkan mainan ke tempatnya.

KECERDASAN LOGIK
• Anak dengan kecerdasan ini sangat menekankan kemampuan berpikir induktif-deduktif. Orang yang memiliki kecerdasan ini berpikir sistematis, berpikir konseptual, senang bermain puzzle, catur, dan suka memanfaatkan komputer.
• Biarkan anak membereskan sendiri mainannya sambil menghitung. Libatkan juga dalam kegiatan menyimpan sendok, garpu, serbet dengan menghitung jumlahnya.

KECERDASAN LINGUISTIK
• Anak yang memiliki kecerdasan ini bisa memahami bacaan dengan mudah, pandai, dan suka menulis, mampu mengekspresikan pendapat dan perasaannya melalui bahasa.
• Semakin sering berkomunikasi, semakin terasah kecerdasan linguistik pada anak. Jika sudah bisa membaca, mintalah anak untuk membacakan sebuah cerita atau puisi

KECERDASAN VISUAL
• Jika anak dengan cepat mengerti peta dengan arah-arah yang benar, biasa jadi ia memiliki kecerdasan visual yang tinggi. Biasanya anak semacam ini senang membuat desain, menggambar, cepat memahami pola, suka fotografi dan peka terhadap warna
• Mengasah kecerdasan ini bisa melalui permainan mencari jejak, puzzle, menyusun lego. Jika anak sudah cukup besar untuk bisa menulis dan merangkai gambar, ajak dia berjalan-jalan di sekitar rumah dan berikan tugas untuk menggambarkan rute perjalannya. Sebuah latihan sederhana bisa dilakukan di meja makan dengan mengatur meja.

KECERDASAN ANTAR PRIBADI
• Kecerdasan ini dipercaya sebagai suatu bentuk kecerdasan yang spesifik karena dibutuhkan dalam upaya penyelesaian masalah. Mereka yang mudah bergaul, memiliki banyak teman, sering menjadi penengah dalam konflik, suka rela menolong, biasanya memiliki kecerdasan antar pribadi yang cukup tinggi.
• Untuk mengasah kecerdasan ini, biasakan anak untuk menerima dengan baik, berkenalan dengan tetangga, hadir dan terlibat dalam pertemuan keluarga besar, dan sebagainya.

KECERDASAN INTRA PRIBADI
• Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya mampu memahami dirinya sendiri, mampu mengendalikan emosi, berekspresi dengan tepat, memiliki intuisi, suka imajinasi, dan tahu apa yang dibutuhkan oleh dirinya sendiri.
• Supaya mengenal berbagai karakter orang lain, anak bisa diajak membaca cerita dengan tokoh yang memiliki banyak karakter. Dari situ anak belajar memahami bahwa orang lain bisa punya karakter yang berbeda

KECERDASAN NATURAL
• Kecerdasan ini cukup spesifik. Orang yang peka terhadap lingkungan bisa dikategorikan memiliki kecerdasan ini.
• Melatih anak untuk mengenal kecerdasan ini cukup menyenangkan karena pada dasarnya anak selalu ingin mencoba dan dekat dengan alam. Ajak anak menanam benih jagung atau kacang hijau. Biarkan dia bereksperimen dengan biji-bijian itu. Sebagian biji disiram dan sebagian biji tidak. Biarkan anak menyimpulkan hasilnya setelah beberapa hari

KECERDASAN MORAL
• Ini kecerdasan yang berperan besar dalam pembentukan nilai kelak saat anak dewasa.
• Jujur dalam bermain apa pun bisa menjadi latihan sederhana untuk anak. Saat bermain petak umpet, tetapkan aturan untuk tidak mengintip saat menghitung. Kebiasaan semacam ini akan mengikis keinginan mencontek di sekolah

sumber: Diarybunda

Wednesday, 12 December 2012

MENDIDIK DENGAN NIAT IBADAH


Jangan remehkan dakwah kepada anak-anak!
Jika mereka telah terikat hatinya dengan Islam, akan mudah bersungguh-sungguh setelah dewasa. Maka, ketika engkau mengurusi anak-anak di sekolah, ingatlah sejenak. Tugas utamamu bukan sekedar mengajari mereka berhitung. Bukan! Engkau sedang berdakwah. Sedang mempersiapkan generasi yang akan mengurusi umat ini 30 tahun mendatang. Dan ini pekerjaan sangat serius.Karenanya, jangan pernah main-main dalam urusan ini. Jika mereka engkau ajari curang dalam mengerjakan soal saja, sesungguhnya urusannya bukan hanya soal bagaimana agar mereka lulus ujian. Bukan. Yang terjadi justru sebaliknya, masa depan umat sedang engkau pertaruhkan!!!
Maka, ketika mutu pendidikan anak-anak kita sangat menyedihkan, urusannya bukan sekedar masa depan sekolahmu. Sekolah ambruk bukan berita paling menyedihkan. Yang amat perlu kita khawatiri justru lemahnya generasi yang bertanggung-jawab menegakkan dien 30 tahun mendatang.
Maka..., ketika engkau bersibuk dengan cara instant agar mereka tampak mengesankan, sungguh urusannya bukan untuk tepuk tangan saat ini. Urusannya adalah tentang rapuhnya generasi muslim yang harus mengurusi umat ini di zaman yang bukan zamanmu. Kitalah yang bertanggung-jawab.
Ketika hari ini, di banyak tempat, kemampuan guru-guru kita sangat menyedihkan, sungguh yang paling mengkhawatirkan adalah masa depan umat ini. Maka, keharusan untuk belajar bagimu, wahai Para Guru, bukan semata urusan akreditasi. Ini urusan umat. Urusan dakwah. Jika orang-orang yang sudah setengah baya atau bahkan telah tua, sulit sekali menerima kebenaran, sesungguhnya ini bermula dari lemahnya dakwah terhadap mereka ketika masih belia; ketika masih kanak-kanak. Mereka mungkin cerdas, tapi adab dan iman tak terbangun.
 Wahai Para Guru, belajarlah dengan sungguh-sungguh bagaimana mendidik siswamu. Engkau belajar bukan untuk memenuhi standar dinas pendidikan. Engkau belajar dengan sangat serius sebagai ibadah agar memiliki kepatutan menjadi pendidik bagi anak-anak kaum muslimin. Takutlah engkau kepada Allah Ta'ala. Sungguh, jika engkau menerima amanah sebagai guru, sedangkan engkau tak memiliki kepatutan, maka sungguh engkau sedang membuat kerusakan. | Sungguh, jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah saatnya (kehancuran).
 Maka, keharusan untuk belajar dengan sungguh-sungguh, terus-menerus dan serius bukanlah dalam rangka memenuhi persyaratan formal. Jauh lebih penting dari itu adalah agar engkau memiliki kepatutan menurut dien ini sebagai seorang guru. Sungguh, kelak engkau akan ditanya.
 Wahai Para Guru, singkirkanlah tepuk tangan yang bergemuruh. Hadapkan wajahmu pada tugas amat besar untuk menyiapkan generasi ini agar mampu memikul amanah yang Allah Ta'ala berikan kepada mereka. Sungguh, kelak engkau akan ditanya di Yaumil-Qiyamah atas urusanmu. Pelajarilah dengan sungguh-sungguh apa yang benar; apa yang haq, lebih dulu dan lebih sungguh-sungguh daripada tentang apa yang efektif. Dahulukanlah mempelajari apa yang tepat daripada apa yang memikat. Prioritaskan mempelajari apa yang benar daripada apa yang penuh gebyar. Utamakan mempelajari hal yang benar dalam mendidik daripada sekedar yang membuat sekolahmu tampak besar bertabur gelar. Sungguh, jika engkau mendahulukan apa yang engkau anggap mudah menjadikan anak hebat sebelum memahami betul apa yang benar, sangat mudah bagimu tergelincir tanpa engkau menyadari. Anak tampaknya berbinar-binar sangat mengikuti pelajaran, tetapi mereka hanya tertarik kepada caramu mengajar, tapi mereka tak tertarik belajar, tak tertarik pula menetapi kebenaran.
 Maafkan saya. Semoga kita sadar bahwa mendidik bukan urusan kelangsungan organisasi. Lebih dari itu, keselamatan umat ini dan generasinya.
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Friday, 19 October 2012

MUHASABAH DIRI....


Kisah yang menyentuh, tentang suami istri yang saling mencintai dan saling setia. Mudah2an dapat menjadi renungan dan motivasi bersama di hari ini.
“Namaku Linda & aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya.
Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat & mengagumkan penuh gairah seperti dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.
Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu disebuah acara resepsi pernikahan & kata ayahku ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk kedalam ruangan & saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya.
Itu menjadi kenyataan & kini mereka telah menikah selama 40 tahun & memiliki tiga orang anak, aku anak tertua, telah menikah & memberikan mereka dua orang cucu.
Mereka bahagia & selama bertahun-tahun telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih & kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga.
Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.
Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,”Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian”.
Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku & selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit.
Seorang wanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya.
Banyak orang tertawa mendengar hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka.
Tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat ibuku.
Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi & menjadi lumpuh. Dokter mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, & dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur.
Ayahku, seorang pria yang masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya.
Ayahku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku.
Ayahku pernah mencatkan kuku tangan ibuku, & ketika ibuku bertanya ,”untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua & jelek sekali”.
Ayahku menjawab, “aku ingin kau tetap merasa cantik”. Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya.
Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.
Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”…kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?” Aku menggeleng & ibuku melanjutkan, “karena aku tak pernah meninggalkannya…”
Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, & cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.Jika yang diharapkan terjadi, bersyukurlah.
Namun sekiranya terjadi sesuatu yang tidak dikira dan tidak disangka… sabarlah.
Belum tentu itu satu keburukan. Seringkali keberkatan, kebaikan dan kejayaan/keberhasilan dibungkus oleh takdir dengan kepahitan, kerugian dan kegagalan.
Seringkali kita gagal melihat hakikat ini ketika sedang terjadi… Namun apabila sedikit waktu yang berlalu barulah (memikirkannya) kita sadar, Dia takdirkan kita mundur kebelakang untuk mengambil jarak untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh ke kedepan...


Wednesday, 17 October 2012

Generasi Rabbani.....


"Anakku sudah bisa main komputer & IPad!". Dulu sih hebat, sekarang sih biasa2 saja,soalnya softwarenya sudah memudahkan.

"Anakku sudah bisa main internet!". Dulu sih luar biasa,sekarang gak aneh,soalnya diinternet banyak yg positif dan banyak yg negatifnya.

"Anakku sudah bisa bernyanyi!". Dulu sih lucu,sekarang lagu2 yg dinyanyikannya banyak lagu dewasa jadi gak lucu lagi.

'Anakku sudah bisa puasa!'. Nah ini baru hebat.

'Anakku sudah hapal Juz Amma!'. Nah ini baru luar biasa.

'Anakku sudah bisa........
Teman memberi pengaruh yang sangat besar dalam membentuk perinagi, pemikiran dan karakter anak. Bahkan teman dapat membentuk prinsip dan pemahaman yang tdk bisa dilakukan oleh orang tua. Betapa banyak anak yang menyimpang disebabkan pengaruh teman. Teman dan pergaulan yang baik adalah obat dan pembawa kebaikan. Sebaliknya teman dan pergaulan yang buruk adalah racun yang mematikan.

Oleh karena itu, Allah swt memberikan dorongan agar bergaul dengan kawan2 yang baik, sebagaimana firmannya,
"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang2 yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap kerdhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikui orang yg hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsuya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS.Al-Kahfi:28)

(Dikutip dari buku "Mencetak Generasi Rabbani! Mendidik Buah Hati Menggapai Ridha Ilahi", Penulis: Ummu Ihsan Chiriyah &Abu Ihsan al-Atsary)

Wednesday, 10 October 2012

Do'a untuk suamiku (edisi milad pernikahan 11 Oktober 2012)


Suamiku sayang,
Hari ini, ada berjuta kebahagiaan memenuhi dadaku. Karena hari ini kita memperingati 10 tahun usia pernikahan kita, tanggal 11 Oktober 2012.
Sebuah perayaan tahunan yang selalu sangat berkesan karena kita menikah pada tanggal ini, sungguh ini adalah hari yang paling istimewa sepanjang hidup. 

Betapa cepat waktu berlalu. Kita telah melalui masa-masa suka dan duka bersama sebagai pasangan suami istri, yang saling melengkapi, saling menyayangi. Kita tersenyum bersama mengingat masa-masa awal kita bertemu pertama kali dulu serta perjalanan kehidupan pernikahan kita yang penuh dinamika. Indah, lucu, getir dan juga mengesankan.
Bagaimana perjuangan kita memperoleh anak yang sudah kita dambakan selama 1 tahun  dan juga tingkah laku anak-anak kita yang lucu.. Yafi, Nadhif, dan Sarah.
Pada saat yang sama pengorbanan di masa awal pernikahan ketika Asyifa, anak pertama kita mesti dirawat di rumah sakit karena diare dan akhirnya Allah lebih sayang kepadanya. Semuanya terangkum dalam rangkaian mozaik indah yang mewarnai seluruh perjalanan cinta kita. Semoga bahagia disana ya anakku sayang....
Bahkan di saat pernikahan kita hampir karam karena sikap egois dan filter iman kita yang naik turun. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada pernikahan dan kehidupan kita dan yang digariskan oleh Allah pada kita. Yang kita bisa adalah menjaga hati dan sikap yang selalu ingat kepada Allah. Bila yang kita dapat kesenangan, kita sikapi dengan syukur. Bila yang kita dapat adalah kesusahan, kita sikapi dengan sabar. Tapi Allah selalu memberi kesempatan buat kita untuk selalu menyelesaikan masalah melalui doa. Maka doaku di hari ulang tahun pernikahan ini adalah kiranya kita tidak pernah lupa niat kita untuk menikah yaitu mencari Ridho Allah Swt. Semoga kita tidak lalai sedikit pun dari upaya membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, semoga kita tidak lalai dalam mendidik anak kita menjadi generasi yang qur’ani, sholih dan sholihah, semoga Allah selalu menguatkan iman kita dari gangguan hawa nafsu dan godaaan setan dan semoga kita dipersatukan lagi di akhirat kelak.
Mohon maaf atas semua kesalahan yang aku perbuat selama ini. Semoga aku selalu bisa mengoptimalisasi pemberian maaf saat kau bersalah. Memang kadang pemberian maaf itu tidak bekerja. Kadang aku marah, karena aku hanya manusia yang punya nafsu, bukan wonder women....
Aku mencintaimu karena Allah.....Aamiin Ya Rabb...