Total Pageviews

Friday, 19 October 2012

MUHASABAH DIRI....


Kisah yang menyentuh, tentang suami istri yang saling mencintai dan saling setia. Mudah2an dapat menjadi renungan dan motivasi bersama di hari ini.
“Namaku Linda & aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya.
Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat & mengagumkan penuh gairah seperti dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.
Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu disebuah acara resepsi pernikahan & kata ayahku ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk kedalam ruangan & saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya.
Itu menjadi kenyataan & kini mereka telah menikah selama 40 tahun & memiliki tiga orang anak, aku anak tertua, telah menikah & memberikan mereka dua orang cucu.
Mereka bahagia & selama bertahun-tahun telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih & kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga.
Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.
Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,”Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian”.
Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku & selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit.
Seorang wanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya.
Banyak orang tertawa mendengar hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka.
Tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat ibuku.
Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi & menjadi lumpuh. Dokter mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, & dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur.
Ayahku, seorang pria yang masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya.
Ayahku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku.
Ayahku pernah mencatkan kuku tangan ibuku, & ketika ibuku bertanya ,”untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua & jelek sekali”.
Ayahku menjawab, “aku ingin kau tetap merasa cantik”. Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya.
Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.
Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”…kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?” Aku menggeleng & ibuku melanjutkan, “karena aku tak pernah meninggalkannya…”
Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, & cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.Jika yang diharapkan terjadi, bersyukurlah.
Namun sekiranya terjadi sesuatu yang tidak dikira dan tidak disangka… sabarlah.
Belum tentu itu satu keburukan. Seringkali keberkatan, kebaikan dan kejayaan/keberhasilan dibungkus oleh takdir dengan kepahitan, kerugian dan kegagalan.
Seringkali kita gagal melihat hakikat ini ketika sedang terjadi… Namun apabila sedikit waktu yang berlalu barulah (memikirkannya) kita sadar, Dia takdirkan kita mundur kebelakang untuk mengambil jarak untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh ke kedepan...


Wednesday, 17 October 2012

Generasi Rabbani.....


"Anakku sudah bisa main komputer & IPad!". Dulu sih hebat, sekarang sih biasa2 saja,soalnya softwarenya sudah memudahkan.

"Anakku sudah bisa main internet!". Dulu sih luar biasa,sekarang gak aneh,soalnya diinternet banyak yg positif dan banyak yg negatifnya.

"Anakku sudah bisa bernyanyi!". Dulu sih lucu,sekarang lagu2 yg dinyanyikannya banyak lagu dewasa jadi gak lucu lagi.

'Anakku sudah bisa puasa!'. Nah ini baru hebat.

'Anakku sudah hapal Juz Amma!'. Nah ini baru luar biasa.

'Anakku sudah bisa........
Teman memberi pengaruh yang sangat besar dalam membentuk perinagi, pemikiran dan karakter anak. Bahkan teman dapat membentuk prinsip dan pemahaman yang tdk bisa dilakukan oleh orang tua. Betapa banyak anak yang menyimpang disebabkan pengaruh teman. Teman dan pergaulan yang baik adalah obat dan pembawa kebaikan. Sebaliknya teman dan pergaulan yang buruk adalah racun yang mematikan.

Oleh karena itu, Allah swt memberikan dorongan agar bergaul dengan kawan2 yang baik, sebagaimana firmannya,
"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang2 yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap kerdhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikui orang yg hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsuya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS.Al-Kahfi:28)

(Dikutip dari buku "Mencetak Generasi Rabbani! Mendidik Buah Hati Menggapai Ridha Ilahi", Penulis: Ummu Ihsan Chiriyah &Abu Ihsan al-Atsary)

Wednesday, 10 October 2012

Do'a untuk suamiku (edisi milad pernikahan 11 Oktober 2012)


Suamiku sayang,
Hari ini, ada berjuta kebahagiaan memenuhi dadaku. Karena hari ini kita memperingati 10 tahun usia pernikahan kita, tanggal 11 Oktober 2012.
Sebuah perayaan tahunan yang selalu sangat berkesan karena kita menikah pada tanggal ini, sungguh ini adalah hari yang paling istimewa sepanjang hidup. 

Betapa cepat waktu berlalu. Kita telah melalui masa-masa suka dan duka bersama sebagai pasangan suami istri, yang saling melengkapi, saling menyayangi. Kita tersenyum bersama mengingat masa-masa awal kita bertemu pertama kali dulu serta perjalanan kehidupan pernikahan kita yang penuh dinamika. Indah, lucu, getir dan juga mengesankan.
Bagaimana perjuangan kita memperoleh anak yang sudah kita dambakan selama 1 tahun  dan juga tingkah laku anak-anak kita yang lucu.. Yafi, Nadhif, dan Sarah.
Pada saat yang sama pengorbanan di masa awal pernikahan ketika Asyifa, anak pertama kita mesti dirawat di rumah sakit karena diare dan akhirnya Allah lebih sayang kepadanya. Semuanya terangkum dalam rangkaian mozaik indah yang mewarnai seluruh perjalanan cinta kita. Semoga bahagia disana ya anakku sayang....
Bahkan di saat pernikahan kita hampir karam karena sikap egois dan filter iman kita yang naik turun. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada pernikahan dan kehidupan kita dan yang digariskan oleh Allah pada kita. Yang kita bisa adalah menjaga hati dan sikap yang selalu ingat kepada Allah. Bila yang kita dapat kesenangan, kita sikapi dengan syukur. Bila yang kita dapat adalah kesusahan, kita sikapi dengan sabar. Tapi Allah selalu memberi kesempatan buat kita untuk selalu menyelesaikan masalah melalui doa. Maka doaku di hari ulang tahun pernikahan ini adalah kiranya kita tidak pernah lupa niat kita untuk menikah yaitu mencari Ridho Allah Swt. Semoga kita tidak lalai sedikit pun dari upaya membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, semoga kita tidak lalai dalam mendidik anak kita menjadi generasi yang qur’ani, sholih dan sholihah, semoga Allah selalu menguatkan iman kita dari gangguan hawa nafsu dan godaaan setan dan semoga kita dipersatukan lagi di akhirat kelak.
Mohon maaf atas semua kesalahan yang aku perbuat selama ini. Semoga aku selalu bisa mengoptimalisasi pemberian maaf saat kau bersalah. Memang kadang pemberian maaf itu tidak bekerja. Kadang aku marah, karena aku hanya manusia yang punya nafsu, bukan wonder women....
Aku mencintaimu karena Allah.....Aamiin Ya Rabb...

Thursday, 4 October 2012

SABAR MENJAUHI MAKSIAT....


Dαri K. H. Muhαmmαd Ariƒin Ilhαm:

"Ustαdz, gimana supaya sαўa sabar menjauhi ma'siyat?",

SubhanALLAH, sahabatku,
"Fi'ludzdzunuubi syu'mun" Sadarilah bahwa perbuatan ma'siyat membawa pd KESIALAN & KEHINAAN DIRI, tdk ada org mulia karena ma'siyat, kalaupun ia sukses dgn ma'siyat itu hanya soal waktu, tdk di dunia maka saat sakaratul maut, itulah yg disebut "istidraj".
Malulah kpd ALLAH yg selalu MENATAP setiap mahlukNYA (QS 89:14),
Ma'siyat yg kau lakukan jg DITONTON & DICATAT RAPI MALAIKAT (QS 50:18)
Ingatlah betapa besarnya nikmat ALLAH, masa tega digunakan nikmat ALLAH untuk ma'siyat kepadaNYA (QS 82:6),
Takutlah akan DAHSYAT SIKSA ma'siyat, ( QS 35:28).
Ma'siyat membuat hati mati & melumpuhkan semangat ibadah & kehusyu'annya (QS 83:14), kalaupun sholat sgt sulit khusyu' & bawaannya sgt berat & malas.
"Enaknya sesaat tetapi panjaaaaaang penderitaannya" (QS 3:197).

Nah setelah memahami ini masih ma'siyat juga berarti memang termasuk "ZHOLUUMAN JAHUULAN" manusia sgt zholim kpd ALLAH & sangat jahil (QS 33:72), sudah tahu akibatnya masih juga ma'siyat!.

Sahabatku, inilah doa Rasululllah agar jauh dari ma'siyat, "Allahumma ya ALLAH hamba mohon hidayahMu agar hamba bahagia hidup dalam ketaatan, semangat menjauhi kemungkaran & mencintai mrk yg papa... Aamiin
Ƴά Rabbal 'alamiin.